top of page

Sesi A5

11:30 - 12:40 WIB

Puri Putri

Mengidentifikasi dan Merespon Bentuk Baru Intervensi dalam Urusan Internasional

New Forms of Interference in International Affairs: How to Identify and Respond to Them

Selama invasi Rusia ke Ukraina, Rusia memanfaatkan perusahaan militer swasta bernama Wagner Group. Demikian pula, AS menyewa perusahaan keamanan swasta – Blackwater di Irak, dan Silvercorp USA di Venezuela – untuk membantu melaksanakan operasi medan perangnya. Hal ini mewakili tren yang ditandai dengan metode dan alat baru yang digunakan suatu negara untuk memberikan pengaruh pada negara lain dengan tujuan untuk membentuk kembali peta geopolitik. Era digital juga telah melahirkan dunia baru di mana negara-negara terlibat dalam pertarungan virtual untuk mendapatkan pengaruh, memanfaatkan teknologi untuk memanipulasi narasi dan mendapatkan keuntungan propaganda. Pada saat yang sama, instrumen intervensi tradisional, seperti sanksi, pembatasan perdagangan, dan diplomasi kapal perang tetap menjadi instrumen yang ampuh untuk membentuk dinamika global.

Dalam sesi ini, para panelis akan membahas secara mendalam pertanyaan-pertanyaan seperti: apakah bentuk-bentuk intervensi baru ini akan dilakukan di Indonesia? Atau apakah intervensi yang dimaksud sudah ada di Indonesia? Seberapa siap dan mampu lembaga-lembaga nasional menghadapi bentuk-bentuk intervensi baru ini? Dapatkah lembaga-lembaga pemerintah, badan-badan intelijen, korps diplomatik, dan masyarakat Indonesia dengan cepat beradaptasi dengan situasi yang berubah? Diskusi ini juga akan membahas kemungkinan dampak dari bentuk-bentuk intervensi baru ini terhadap Indonesia dan kehidupan masyarakat Indonesia.

During Russia’s current invasion of Ukraine it has made extensive use of a shadowy private military company called the Wagner Group. Likewise, the USA hired private security companies-- Blackwater in Iraq, and Silvercorp USA in Venezuela—to help carry out its battlefield operations. These represent a trend characterized by new methods and tools that nations use to exert influence on other nations with a view to reshaping the geopolitical landscape. The digital age also has birthed a new realm where nations engage in virtual battles for influence, leveraging technology to manipulate narratives and secure propaganda advantage. At the same time the traditional tools of interference, such as sanctions, trade restrictions, and gunboat diplomacy remain potent instruments for shaping global dynamics.

In this session, panelists will discuss in depth such questions as: will these new forms of interference be carried out in Indonesia? Or are they already at work within the country? How prepared and capable are the national institutions in dealing with these new forms of interference? Can the government bodies, intelligence agencies, the diplomatic corps, and Indonesian society quickly adapt to the changing situation? The discussions will also delve into the possible impact of these new forms of interference on Indonesia and on the lives of its citizens.

Pembicara

Session Keynoter

Moderator

bottom of page